Langsung ke konten utama

Menjadi Bagian dari Sistem: Apa yang Bisa Saya Ubah?

 

Menjadi Bagian dari Sistem: Apa yang Bisa Saya Ubah?

Being Part of the System: What Can I Change?


๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ BAGIAN PERTAMA – VERSI BAHASA INDONESIA

๐Ÿ”ฅ Pembuka: "Saya cuma rakyat biasa, apa bisa ubah sistem?"

Pernah nggak, kamu mikir gini:
"Aku cuma pegawai biasa…"
"Aku cuma mahasiswa rantau…"
"Aku bukan siapa-siapa, sistem udah besar banget…"
Jadi, otomatis mikir: "Ah sudahlah, ngikut aja."
Eits! Stop di situ dulu.

Faktanya, sebagian besar perubahan besar di dunia ini justru dimulai dari satu orang biasa, yang punya niat luar biasa. Mahatma Gandhi bilang:

“Be the change that you wish to see in the world.”
Kalau kamu ingin sistem jadi lebih baik, ya kamu harus mulai jadi bagian dari perubahan itu. Bukan nunggu sistem berubah duluan.

Mari kita bahas bagaimana kita bisa "mengubah" sistem dari dalam, tanpa harus jadi superhero berkostum, tapi cukup jadi versi terbaik dari diri kita sendiri.


๐Ÿ“Œ Apa Itu “Sistem” dan Kenapa Kita Merasa Tak Berdaya?

Sistem itu bisa berarti apa saja:

  • Sistem pendidikan,

  • Sistem birokrasi,

  • Sistem sosial di tempat kerja,

  • Bahkan budaya di keluarga atau lingkungan.

Yang bikin frustrasi adalah… sistem seringkali terasa besar, rumit, dan penuh aturan. Kita merasa seperti semut di tengah hutan beton birokrasi. Tapi percaya deh, bahkan semut bisa bikin koloni.


๐Ÿš€ 5 Langkah Nyata Menjadi Agen Perubahan dalam Sistem

1. Mulai dari Diri Sendiri: Bukan Klise, Tapi Kunci

Kalau kamu merasa sistem nggak adil, tanya dulu:
“Apakah aku sudah adil dalam tugas, waktu, dan sikap?”

Contoh kecil:

  • Datang ke kantor tepat waktu,

  • Ngerjain tugas bukan karena takut dimarahi atasan,

  • Tidak menyebarkan gosip kantor.

๐Ÿ“– “Atomic Habits” – James Clear
“You do not rise to the level of your goals. You fall to the level of your systems.”

Kalau sistem di sekitarmu nggak mendukung pertumbuhan, ciptakan sistem kecilmu sendiri.


2. Suara Kecil yang Konsisten Bisa Menggema

Berani kasih masukan itu penting. Tapi lebih penting lagi adalah: tahu caranya.

Gaya protes yang teriak-teriak kadang cuma bikin telinga panas, bukan solusi. Tapi gaya kasih masukan yang positif dan data-driven — itu bikin kepala mikir.

Contoh:
Alih-alih ngomel, bilang gini:
"Pak/Bu, gimana kalau sistem absennya diubah jadi digital? Saya udah coba buat prototipenya."

Boom! Kritis tapi solutif.


3. Bangun Aliansi: Cari Teman Sepemikiran

Perubahan butuh dukungan. Kamu nggak harus jalan sendirian. Cari 2-3 orang yang sepemikiran, satu frekuensi, satu visi. Kalian bisa jadi tim kecil yang konsisten menanam nilai baru.

Kata Simon Sinek di buku Start With Why:

“People don’t buy what you do, they buy why you do it.”

Kalau kamu punya niat baik dan alasan kuat, akan lebih banyak yang tergerak mendukung.


4. Teknologi = Alat Ubah Sistem yang Dahsyat

Coba lihat:

  • Dulu antri bayar listrik, sekarang tinggal klik.

  • Dulu harus cetak berkas, sekarang tanda tangan digital.
    Itu semua karena ada orang di dalam sistem yang berpikir, “Gimana caranya bikin ini lebih efisien?”

Kamu juga bisa mulai kecil: buat template excel untuk laporan yang bikin kerjaan jadi 10x lebih cepat. Jangan remehkan hal kecil yang memudahkan.


5. Berani Konsisten Meski Tanpa Tepuk Tangan

Ini yang berat: seringkali saat kita mencoba memperbaiki sistem, kita tidak langsung mendapat pujian. Bahkan kadang dicibir:
“Ngapain sih ribet amat?”
“Diem aja lah, aman.”

Tapi ingat, kamu bukan cari tepuk tangan, kamu sedang tanam benih. Mungkin panennya bukan sekarang, tapi nanti. Atau mungkin bukan kamu yang panen, tapi generasi setelahmu. Hebat, kan?

๐Ÿ“– “The 5 AM Club” – Robin Sharma
“All change is hard at first, messy in the middle and gorgeous at the end.”


๐Ÿ’ก Penutup: Sistem Itu Keras, Tapi Kamu Lebih Kuat

Jadi, masih mau bilang “Aku cuma bagian kecil dari sistem”?

Sistem hanya bisa berubah ketika ada orang dari dalam yang cukup berani untuk tidak sekadar menjalankan, tapi memperbaiki.

Beranilah jadi orang itu. Bukan karena kamu sempurna. Tapi karena kamu sadar:
๐Ÿ’ฅ Kamu bukan penonton. Kamu pemeran utama.


๐Ÿ‡ฌ๐Ÿ‡ง PART TWO – ENGLISH VERSION

๐Ÿ”ฅ Opening: "I’m Just a Regular Person… Can I Really Change the System?"

Ever found yourself thinking:
“I’m just a junior staff...”
“I’m only a college student...”
“I’m nobody, and the system is way too big…”

So you think, “Let’s just go with the flow.”
Wait! Stop right there.

Here’s the truth: some of the biggest changes in history started with one ordinary person with an extraordinary sense of purpose.

“Be the change that you wish to see in the world.”
Mahatma Gandhi

If you want the system to be better, you must be part of that change — not wait for it to magically happen.

Let’s talk about how you can transform the system from the inside — not as a superhero in a cape, but as your best self, every single day.


๐Ÿ“Œ What is “The System” and Why Does It Feel So Unchangeable?

A “system” can mean:

  • The education system,

  • Workplace bureaucracy,

  • Social or cultural systems at home,

  • Even your office routines.

And yes — it often feels massive, complicated, and frustrating. Like you’re an ant lost in a steel jungle. But remember: even ants build empires.


๐Ÿš€ 5 Practical Ways to Influence the System

1. Start with Yourself — It’s Not a Clichรฉ

Before you criticize the system for being unfair, ask:
“Am I being fair in my own actions?”

Simple examples:

  • Show up to work on time,

  • Do your job sincerely,

  • Don’t spread toxic gossip.

๐Ÿ“– “Atomic Habits” – James Clear
“You do not rise to the level of your goals. You fall to the level of your systems.”

If your environment doesn’t support growth, build your own micro-system.


2. Even a Small Voice, If Consistent, Can Echo Loudly

Giving feedback is important. But how you give it matters more.

Yelling often creates resistance. Calm, thoughtful feedback? That’s how you spark solutions.

Example:
Instead of complaining, try this:
"Sir/Ma’am, what if we digitized the attendance system? I’ve built a prototype for it."

That’s how you go from “critic” to “change-maker”.


3. Build Your Tribe

Change is a team sport. You don’t need to go it alone. Find 2–3 like-minded people. Form a micro-team of changemakers.

๐Ÿ“– “Start With Why” – Simon Sinek
“People don’t buy what you do, they buy why you do it.”

When your mission is clear, others will join you — not just for what you do, but why you do it.


4. Use Technology as Your Leverage

Let’s be real:

  • We used to queue to pay bills — now it’s a tap away.

  • We used to print and sign — now it’s all digital.

Behind these changes are people who asked: “How can we make this easier?”

You can do the same. Even if it’s as small as automating a report in Excel — don’t underestimate small efficiencies.


5. Be Consistent, Even Without Applause

This is the hard part: you won’t always get praise when trying to improve the system. You might even hear:
“Why are you trying so hard?”
“Just play it safe.”

But remember: you’re not doing it for claps. You’re planting seeds. You may not reap the harvest now — maybe someone else will. But you started something great.

๐Ÿ“– “The 5 AM Club” – Robin Sharma
“All change is hard at first, messy in the middle and gorgeous at the end.”


๐Ÿ’ก Final Words: The System May Be Strong, But You’re Stronger

Still think you're "just a small part of the system"?

Systems only change when people inside them decide not to just follow blindly — but to improve.

Be that person. Not because you’re perfect. But because you realize:
๐Ÿ’ฅ You’re not a spectator. You’re the main character.


๐Ÿ’ฌ Bonus Challenge:
Mulai besok, lakukan satu perubahan kecil di tempatmu.
Tersenyum lebih dulu, rapikan satu hal yang biasa diabaikan, atau kasih solusi untuk satu masalah kecil.
Biar kecil, tapi dampaknya bisa meluas. Seperti tetes air yang membentuk ombak besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAJI PAS-PASAN TAPI TETAP BISA NABUNG

  ๐Ÿ’ธ GAJI PAS-PASAN TAPI TETAP BISA NABUNG Kalau niat kuat, isi dompet ikut kuat! ๐Ÿ”ฅ PEMBUKAAN YANG MENCENGANGKAN: “Gajiku cuma cukup buat hidup… sampe tengah bulan!” Yap. Pernah denger atau malah sering bilang begitu? Banyak orang merasa gajinya terlalu kecil untuk ditabung. Bahkan, ada yang bilang, “Duh, nabung itu cuma buat yang gajinya dua digit!” Padahal, yang gajinya dua digit pun kadang akhir bulan makan mie rebus dan minum air galon gratisan di kantor. Gaji besar gak menjamin kaya. Gaji kecil gak berarti harus miskin terus. Yang bikin beda cuma cara kita mengelola. ๐Ÿ“Š Fakta menarik: Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), lebih dari 75% masyarakat Indonesia tidak memiliki tabungan yang memadai , bahkan banyak yang tidak punya dana darurat sama sekali. Padahal dalam Islam, kita diajarkan untuk merencanakan masa depan dan tidak boros: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu m...

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ ASN DAN KOLABORASI: PENTINGNYA TIM YANG SOLID

  ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ ASN DAN KOLABORASI: PENTINGNYA TIM YANG SOLID ๐Ÿš€ Pembuka yang Memikat “Bayangkan ASN seperti orkestra—kalau pemainnya nggak sinkron, jadinya nggak konser, tapi lebih mirip konser kegagalan!” Suatu hari saya menghadiri rapat gabungan instansi. Ada satu tim yang pingin maju cepat, tapi tiba-tiba dua pendapat bentrok: satu ingin fokus digitalisasi, satunya lagi lebih ingin perbaiki SOP manual dulu. Hasilnya? Rapat molor, kopi dingin, dan rencana jadi setengah bisa. Itu momen klasik—ketika kolaborasi tidak terstruktur, semua tujuan kita bisa buyar. Tapi kalau tim solid? Wah, tinggal tekan tombol “go” dan semuanya jalan lancar. ๐Ÿ“Œ Struktur Artikel Apa itu Kolaborasi dalam ASN? Mengapa Kolaborasi itu Penting Unsur Tim yang Solid Hambatan dalam Kolaborasi dan Solusinya Kutipan Self‑Development sebagai Bahan Bakar Humor dan Contoh Sehari-hari Panduan Praktis Membangun Kolaborasi Penutup: Saat Tim Solid, Visi Jadi Nyata ๐Ÿ’ก 1. Apa itu Kolaborasi dal...

Sistem e‑Kinerja, SKP, dan Hal Teknis yang Baru Saya Tahu

  ๐ŸŒŸ Sistem e‑Kinerja, SKP, dan Hal Teknis yang Baru Saya Tahu ๐ŸŒŸ e‑Performance System, SKP, and the Technical Stuff I Just Learned ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Versi Bahasa Indonesia “Teknologi bukan hanya alat. Ia adalah jembatan untuk kita menjadi lebih produktif.” — Adaptasi dari Deep Work oleh Cal Newport 1. Pembuka: “Dulu Kirain SKP Itu Cuma Tulisan, Ternyata Ada Aplikasinya Juga!” Bayangkan… kamu lagi santai ngopi, tiba-tiba bos bilang, “Bro, SKP kamu di‑upload lewat e‑Kinerja ya!” SKP? e‑Kinerja? Apa itu? Saya dulu kira SKP itu cuma lembaran target tahunan, ditandatangani atasan, lalu disimpan di map. Semua manual, semua biasa. Tapi ternyata: ๐Ÿ“Œ SKP kini digital, bisa diakses di mana saja lewat aplikasi ๐Ÿ“Œ e‑Kinerja versi terbaru lebih user-friendly (katanya sih) ๐Ÿ“Œ Ada banyak komponen teknis: KPI, bobot tugas, perhitungan skor otomatis Boom! Saya baru sadar: Era ASN udah digital banget. Dan kita harus bisa adaptasi—cepat! 2. Apa Itu SKP dan e‑Kinerja? a. SKP (Sasaran Kinerja...