Langsung ke konten utama

Berilmu baru beramal



Assalamualaikum Wr.Wb

Selamat Pagi.:D

Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, hari ini saya akan berbagi tentang kalimat yang luar biasa yaitu “Berilmu baru Beramal. Sebenarnya kalimat tersebut saya dapatkan dari teman di whatsapp dalam statusnya tertulis Berilmu baru beramal sambil mengikuti pembelajaran di aplikasi zoom. Kita paham bahwa sejak kecil kita selalu melewati pembelajaran baik itu kehidupan, ilmu sains, ilmu agama, ilmu bahasa dan lain sebagainya. Sejak umur tujuh (7) tahun kita sudah menempuh pendidikan hingga umur 19 tahun bahkan lebih. Ada juga seorang kakek yang masih terus belajar hingga Strata Tiga (3). Hal yang sangat luar biasa bahkan hingga tua masih terus belajar agar tidak tertinggal dalam dunia pendidikan.
Dengan berjalannya waktu pendidikan merupakan syarat wajib untuk mendapatkan pekerjaan bahkan pengakuan di masyarakat. Bahkan diperusahaan saat ini mewajibkan calon pekerja berpendidikan Srata Satu (S1). Begitu pentingnya pendidikan saat ini. Hal ini juga yang menyebabkan para siswa atau mahasiswa melakukan segala cara agar dapat memperoleh mahkota keren tersebut. Sisi negatifnya mereka melakukan penyuapan, membayar pihak ketiga, dan lain sebagainya agar dapat menerima gelar sarjana.
Berilmu baru beramal berarti kita harus memiliki pengetahuan yang cukup pada bidang tertentu kemudian membagikannya kepada orang lain baik itu secara gratis maupun berbayar. Dengan kecangihan teknologi saat ini kita akan mudah beramal pengetahuan dengan mudah dan cepat. Banyak sekali platform gratis yang bisa digunakan untuk membagi ilmu yang kita miliki seperti youtube, facebook, wa , blogger dan lain sebagainya. Bahkan dengan kita berbagi secara gratis kita akan bisa mendapatkan pendapatan dari platform tersebut tanpa merugikan para pengguna lainnya.
Dengan Berilmu juga kita akan menjadi manusia yang bijak dalam memperoleh informasi. Setiap informasi yang kita peroleh selalu kita verifikasi secara benar agar tidak termakan oleh hoax. Penyebaran Hoax saat ini sudah menjamur di negara kita. Masyarakat saat ini sering kali menerima informasi secara mentah-mentah sehingga terjadi kesalahpahaman yang membuat kegaduhan. Mari kita bijak dalam segala hal dengan menerapkan berilmu baru beramal.
Jenjang pendidikan apapun saat ini yang kalian tempuh atau pendidikan apapun yang kalian sudah selesaikan, kita tetap harus terus belajar. Cara belajar yang paling mudah adalah lebih banyak mendengar daripada berbicara. Dengan mendengar kita akan mendapat ilmu baru, sedangkan berbicara hanya mengulang ilmu yang sudah kita miliki. Cara belajar yang mudah selajutnya adalah membaca. Mari kita terus tingkatan membaca. Dengan membaca kita akan mendapatkan ilmu yang baru dan semakin sadar bahwa banyak hal yang belum kita ketahui.

Tetap Semangat dan  Berilmu :D

Wassalamualaikum Wr.Wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAJI PAS-PASAN TAPI TETAP BISA NABUNG

  ๐Ÿ’ธ GAJI PAS-PASAN TAPI TETAP BISA NABUNG Kalau niat kuat, isi dompet ikut kuat! ๐Ÿ”ฅ PEMBUKAAN YANG MENCENGANGKAN: “Gajiku cuma cukup buat hidup… sampe tengah bulan!” Yap. Pernah denger atau malah sering bilang begitu? Banyak orang merasa gajinya terlalu kecil untuk ditabung. Bahkan, ada yang bilang, “Duh, nabung itu cuma buat yang gajinya dua digit!” Padahal, yang gajinya dua digit pun kadang akhir bulan makan mie rebus dan minum air galon gratisan di kantor. Gaji besar gak menjamin kaya. Gaji kecil gak berarti harus miskin terus. Yang bikin beda cuma cara kita mengelola. ๐Ÿ“Š Fakta menarik: Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), lebih dari 75% masyarakat Indonesia tidak memiliki tabungan yang memadai , bahkan banyak yang tidak punya dana darurat sama sekali. Padahal dalam Islam, kita diajarkan untuk merencanakan masa depan dan tidak boros: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu m...

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ ASN DAN KOLABORASI: PENTINGNYA TIM YANG SOLID

  ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ ASN DAN KOLABORASI: PENTINGNYA TIM YANG SOLID ๐Ÿš€ Pembuka yang Memikat “Bayangkan ASN seperti orkestra—kalau pemainnya nggak sinkron, jadinya nggak konser, tapi lebih mirip konser kegagalan!” Suatu hari saya menghadiri rapat gabungan instansi. Ada satu tim yang pingin maju cepat, tapi tiba-tiba dua pendapat bentrok: satu ingin fokus digitalisasi, satunya lagi lebih ingin perbaiki SOP manual dulu. Hasilnya? Rapat molor, kopi dingin, dan rencana jadi setengah bisa. Itu momen klasik—ketika kolaborasi tidak terstruktur, semua tujuan kita bisa buyar. Tapi kalau tim solid? Wah, tinggal tekan tombol “go” dan semuanya jalan lancar. ๐Ÿ“Œ Struktur Artikel Apa itu Kolaborasi dalam ASN? Mengapa Kolaborasi itu Penting Unsur Tim yang Solid Hambatan dalam Kolaborasi dan Solusinya Kutipan Self‑Development sebagai Bahan Bakar Humor dan Contoh Sehari-hari Panduan Praktis Membangun Kolaborasi Penutup: Saat Tim Solid, Visi Jadi Nyata ๐Ÿ’ก 1. Apa itu Kolaborasi dal...

Sistem e‑Kinerja, SKP, dan Hal Teknis yang Baru Saya Tahu

  ๐ŸŒŸ Sistem e‑Kinerja, SKP, dan Hal Teknis yang Baru Saya Tahu ๐ŸŒŸ e‑Performance System, SKP, and the Technical Stuff I Just Learned ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Versi Bahasa Indonesia “Teknologi bukan hanya alat. Ia adalah jembatan untuk kita menjadi lebih produktif.” — Adaptasi dari Deep Work oleh Cal Newport 1. Pembuka: “Dulu Kirain SKP Itu Cuma Tulisan, Ternyata Ada Aplikasinya Juga!” Bayangkan… kamu lagi santai ngopi, tiba-tiba bos bilang, “Bro, SKP kamu di‑upload lewat e‑Kinerja ya!” SKP? e‑Kinerja? Apa itu? Saya dulu kira SKP itu cuma lembaran target tahunan, ditandatangani atasan, lalu disimpan di map. Semua manual, semua biasa. Tapi ternyata: ๐Ÿ“Œ SKP kini digital, bisa diakses di mana saja lewat aplikasi ๐Ÿ“Œ e‑Kinerja versi terbaru lebih user-friendly (katanya sih) ๐Ÿ“Œ Ada banyak komponen teknis: KPI, bobot tugas, perhitungan skor otomatis Boom! Saya baru sadar: Era ASN udah digital banget. Dan kita harus bisa adaptasi—cepat! 2. Apa Itu SKP dan e‑Kinerja? a. SKP (Sasaran Kinerja...