Langsung ke konten utama

MENGATASI MASALAH DENGAN TENANG DAN CERDAS

 


Dalam kehidupan sehari-hari masalah selalu datang silih berganti. Masalah satu diselesaikan, masalah yang lain datang kembali. Kadang-kadang masalah satu belum terselesaikan masalah yang lain sudah masuk dalam antrian. Itullah kehidupan tidak pernah lepas dari masalah yang selalu menghampiri. Respon menghadapi datangnya masalah setiap orang berbeda-beda. Ada dengan memperoleh masalah hidup menjadi berat, dilanda stres, nafsu makan berkurang, kesehatan menurun dan banyak hal lainnya. Namun ada beberapa yang menghadapi masalah dengan tetap tenang, sabar, berfokus pada solusi dan kuat. Respon terhadap masalah tersebut tergantung dengan individu masing-masing. Dalam hal ini akan dibahas menghadapi masalah dengan tenang dan cerdas.

1.     Fokus bahwa setiap masalah dapat diselesaikan.

Banyak orang berfikir bahwa masalah itu adalah beban. Setiap datang masalah selalu merasa diberi beban yang baru. Ketika berfokus pada masalah, maka masalah tersebut akan menjadi lebih berat, perasaan tidak tenang dan dihantui rasa takut. Mari rubah mindset tentang masalah. Masalah diberikan untuk membuat kita berfikir untuk mencari solusi. Anggap saja masalah adalah jamu, rasanya pahit tapi ketika diminum maka akan membuat diri kita menjadi lebih kuat dan sehat. Sebuah cerita tetang filosofi masalah. Anggap saja masalah seperti garam dan diri kita adalah air. Jika garam dimasukan kedalam air dan rasanya airnya asin itu berarti air itu masih sedikit. Namun jika garam dimasukan kedalam air dan rasanya airnya tidak berubah maka air itu sangat banyak. Begitulah diibaratkan dalam kehidupan kita. Jika masalah datang di kehidupan dan merasa tidak ada perubahan dalam kehidupan artinya kita sudah mampu mengatasi masalah tersebut. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagaimana mengisi air tersebut menjadi lebih banyak dan luas. Dalam dunia psikologi air tersebut dianggap sebagai bank emosional. Bank emosional ini dapat berubah-rubah, bisa mencapai keadaan tertinggi (tenang) dan bisa mencapai titik terendah (emosi). Untuk menjaga bank emosional tetap terjaga maka harus tetap dengan hal-hal yang positif. Beberapa cara menjaga bank emosional kita tetap terjaga diantaranya Selalu bersyukur, Positif thinking, pola hidup sehat, istirahat yang cukup, membaca buku atau mendengarkan podcast positif dan banyak hal lainnya. Dengan menjaga pola hal-hal positif tersebut maka kita dapat menjaga bank emosional stabil.

2.       Masalah itu menguatkan bukan melemahkan.

Bruce lee adalah atlit olahraga yang sangat lincah dan hebat. Hampir semua orang mengenalnya. Untuk menjadi seorang atlit yang hebat bruce lee selalu berlatih setiap hari. Tidak ada hari-hari terlewatkan tanpa berlatih. Bruce lee berlatih sangat keras dan menjaga pola hidup sehat. Begitu juga dengan adanya masalah dalam kehidupan. Semakin banyak masalah yang datang itu akan membuat kita semakin kuat dan hebat. Ketika kita mampu menyelesaikan satu masalah dan masalah yang lain berarti kita telah menjadi pribadi yang kuat dan hebat. Masalah menjadikan sebuah pengalaman baru yang sangat berharga. Kita mampu menjadikan masalah menjadi sebuah ilmu baru yang membuat diri menjadi pribadi yang kuat.

3.       Berdoa.

Terahir yaitu doa. Segala persoalan hidup kita tidak boleh melupakan Tuhan. Seberapa buruknya pribadi kita, seberapa bejatnya kita, kita tidak boleh melupakan adanya Tuhan. Lakukan segala sesuatu dengan berdoa kepada Tuhan. Dengan berdoa maka keajaiban mampu terjadi dalam setiap persoalan hidup kita. Semua orang pasti sudah merasakan kehebatan dari doa. Dengan berdoa Tuhan selalu mengabulkan doa kita. Tiga cara tuhan mengabulkan doa kita yaitu langsung dikabulkan, diganti dengan yang lebih baik dan ditunda hingga kita siap dan tepat untuk mendapatkannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAJI PAS-PASAN TAPI TETAP BISA NABUNG

  ๐Ÿ’ธ GAJI PAS-PASAN TAPI TETAP BISA NABUNG Kalau niat kuat, isi dompet ikut kuat! ๐Ÿ”ฅ PEMBUKAAN YANG MENCENGANGKAN: “Gajiku cuma cukup buat hidup… sampe tengah bulan!” Yap. Pernah denger atau malah sering bilang begitu? Banyak orang merasa gajinya terlalu kecil untuk ditabung. Bahkan, ada yang bilang, “Duh, nabung itu cuma buat yang gajinya dua digit!” Padahal, yang gajinya dua digit pun kadang akhir bulan makan mie rebus dan minum air galon gratisan di kantor. Gaji besar gak menjamin kaya. Gaji kecil gak berarti harus miskin terus. Yang bikin beda cuma cara kita mengelola. ๐Ÿ“Š Fakta menarik: Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), lebih dari 75% masyarakat Indonesia tidak memiliki tabungan yang memadai , bahkan banyak yang tidak punya dana darurat sama sekali. Padahal dalam Islam, kita diajarkan untuk merencanakan masa depan dan tidak boros: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu m...

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ ASN DAN KOLABORASI: PENTINGNYA TIM YANG SOLID

  ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ ASN DAN KOLABORASI: PENTINGNYA TIM YANG SOLID ๐Ÿš€ Pembuka yang Memikat “Bayangkan ASN seperti orkestra—kalau pemainnya nggak sinkron, jadinya nggak konser, tapi lebih mirip konser kegagalan!” Suatu hari saya menghadiri rapat gabungan instansi. Ada satu tim yang pingin maju cepat, tapi tiba-tiba dua pendapat bentrok: satu ingin fokus digitalisasi, satunya lagi lebih ingin perbaiki SOP manual dulu. Hasilnya? Rapat molor, kopi dingin, dan rencana jadi setengah bisa. Itu momen klasik—ketika kolaborasi tidak terstruktur, semua tujuan kita bisa buyar. Tapi kalau tim solid? Wah, tinggal tekan tombol “go” dan semuanya jalan lancar. ๐Ÿ“Œ Struktur Artikel Apa itu Kolaborasi dalam ASN? Mengapa Kolaborasi itu Penting Unsur Tim yang Solid Hambatan dalam Kolaborasi dan Solusinya Kutipan Self‑Development sebagai Bahan Bakar Humor dan Contoh Sehari-hari Panduan Praktis Membangun Kolaborasi Penutup: Saat Tim Solid, Visi Jadi Nyata ๐Ÿ’ก 1. Apa itu Kolaborasi dal...

Sistem e‑Kinerja, SKP, dan Hal Teknis yang Baru Saya Tahu

  ๐ŸŒŸ Sistem e‑Kinerja, SKP, dan Hal Teknis yang Baru Saya Tahu ๐ŸŒŸ e‑Performance System, SKP, and the Technical Stuff I Just Learned ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Versi Bahasa Indonesia “Teknologi bukan hanya alat. Ia adalah jembatan untuk kita menjadi lebih produktif.” — Adaptasi dari Deep Work oleh Cal Newport 1. Pembuka: “Dulu Kirain SKP Itu Cuma Tulisan, Ternyata Ada Aplikasinya Juga!” Bayangkan… kamu lagi santai ngopi, tiba-tiba bos bilang, “Bro, SKP kamu di‑upload lewat e‑Kinerja ya!” SKP? e‑Kinerja? Apa itu? Saya dulu kira SKP itu cuma lembaran target tahunan, ditandatangani atasan, lalu disimpan di map. Semua manual, semua biasa. Tapi ternyata: ๐Ÿ“Œ SKP kini digital, bisa diakses di mana saja lewat aplikasi ๐Ÿ“Œ e‑Kinerja versi terbaru lebih user-friendly (katanya sih) ๐Ÿ“Œ Ada banyak komponen teknis: KPI, bobot tugas, perhitungan skor otomatis Boom! Saya baru sadar: Era ASN udah digital banget. Dan kita harus bisa adaptasi—cepat! 2. Apa Itu SKP dan e‑Kinerja? a. SKP (Sasaran Kinerja...